Senin, 06 April 2015

AUDIT SISTEM INFORMASI

Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently (Ron Weber - 1999,10)”. 

Di atas merupakan suatu kalimat yang dikemukakan oleh Ron Weber mengenai Audit Sistem Informasi, yang artinya:

Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien”. 

Menurut Ron Weber tujuan audit yaitu :
  1. Mengamankan asset
  2. Menjaga integritas data
  3. Menjaga efektivitas sistem
  4. Mencapai efisiensi sumberdaya.
Keempat tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Mengamankan aset
Mengamankan aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.Sama halnya dengan aktiva – aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak karena unsur kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi.
  
  1. Menjaga integritas data
Menjaga integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas data tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.

  1. Menjaga efektivitas sistem
Menjaga efektivitas sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user). Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user (misalnya pengambil keputusan), auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan; harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi; atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap perencanaan sistem (system design). Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan user, karena user sulit mengungkapkan atau mendeskripsikan kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek dan besar biaya penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah rancangan sistem sudah sesuai dengan kebutuhan user. Melihat kondisi seperti ini, auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.

  1. Mencapai efisiensi sumber daya
Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu, beberapa kandidat sistem (system alternatif) harus berkompetisi untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.

Dari suatu jurnal dengan judul “Audit Sistem Informasi Sumber Daya manusia Pada PT X Menggunakan Cobit Framework 4.1” yang saya ambil di salah satu blog. Saya dapat mengambil suatu kesimpulan mengenai Metode COBIT 4.1.
Metode COBIT 4.1 (Control Objective for Information and related Technology) merupakan suatu framework yang terdiri dari domain dan proses yang digunakan untuk mengatur aktivitas dan logical structure. Metode COBIT dapat berguna untuk teknologi informasi membuat hubungan kerja kebutuhan bisnis, organisasi teknologi informasi dapat membuat proses model, mengidentifikasi suber daya teknologi informasi, dapat mengarahkan objektive kontrol manajemen.
Seiring  dengan perkembangan teknologi informasi maka berkembang pulalah suatu keahlian dalam profesi auditor, yaitu auditor sistem informasi. Hal ini disadari bahwa semakin banyak transaksi keuangan yang berjalan dalam sebuah sistem komputer. Maka dari itu perlu dibangun sebuah kontrol yang mengatur agar proses komputerisasi berjalan menjadi baik. Saat ini auditor sistem informasi umumnya digunakan pada perusahaan perusahaan besar yang sebagian besar transaksinya berjalan secara otomatis. Ada empat macam domain yang akan dibahas Plan and Organise (PO), Deliver and Support (DS), Monitoring (ME) dan Acquisition and Implementation(AI) (buku Cobit 4.1), yaitu mengenai :

1. Plan and Organise (PO)
Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan kekhawatiran cara mengidentifikasi terbaik mengenai teknologi informasi dapat memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan bisnis. Selain itu, realisasi dari visi strategis yang perlu direncanakan, dikomunikasikan dan dikelola untuk berbagai sudut pandang. Akhirnya, organisasi serta teknologi infrastruktur harus diletakkan di tempat yang tepat. Plan and Organise (PO) akan membahas mengenai teknologi informasi dan strategi bisnisnya yang sudah berjalan, sistemnya dapat meningkatkan sumber daya perusahaan, risiko apa yang dihadapi dan cara mengendalikannya, dan kualitas sistem teknologi informasi yang dibutuhkan.

2. Deliver and Support (DS)
Domain ini bersangkutan dengan pemberian layanan yang diperlukan, mulai dari operasi tradisional atas keamanan dan aspek yang berkelanjutan untuk pelatihan. Dalam rangka untuk memberikan pelayanan, kita harus menyiapkan berbagai proses pendukung. Domain ini sebenarnya termasuk pengolahan data oleh sistem aplikasi yang sering digolongkan dalam aplikasi kontrol. Seperti teknologi informasi yang digunakan sudah sesuai dengan prioritas yang diinginkan, sistem yang saat ini dapat digunakan dengan baik oleh perusahaan

3. Acquisition and Implementation (AI)
Domain ini untuk merealisasikan strategi teknologi informasi dalam pelaksanaanya diperlukan pengaturan kebutuhan teknologi informasi, mengindetifikasi, mengembangkan, atau mengimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis perusahaan.

4. Monitoring (ME)
Domain mencapkup semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan dari dukungan teknologi informasi dapat tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat kontrol internal yang baik.